Kadang dibalik sesuatu yang indah, ada kisah pahit di baliknya.
Entah quotes itu milik siapa, saya hanya seperti pernah membaca atau mendengarnya di suatu tempat yang tak saya ingat, dan mungkin bisa jadi tempat itu ada di otak saya sendiri.
Dan quotes itu ternyata pas sekali dengan kisah hidup sosok pelukis besar Vincent Van Gogh. Irving Stone dalam novelnya Lust for Life (Serambi, 22012) seperti bisa hadir di sana untuk mengisahkannya. Penulis yang terkenal karena beberapa novel yang diangkat dari biografi ini, memang sudah terkenal piawai menulis kisah-kisah semacam ini.
Van Gogh adalah legenda besar. Keberadaannya bagai dewa. Nama besarnya melebihi pelukis mana pun di dunia, bahkan di tata surya. Kalau kita mencoba mencarinya di google search, kita akan mendapati hampir seluruh lukisan-lukisannya terpampang di mana-mana. Tapi walau telah setenar itu, tetap tak banyak yang mengetahui kisahnya secara detail.
Padahal Van Gogh seakan terlahir untuk dikisahkan. Jalan hidupnya bagai kisah sebuah drama yang membuat pengunjung bertahan untuk menyelesaikannya. Dan Irving ternyata dapat menuangkannya dalam kisah yang runtut dan sistematis. Seraya mengisahkan, ia mampu mengajak kita pada sebuah petualangan dari satu kota ke kota lainnya. Lanjutkan membaca “Kisah Kelam Sang Pelukis, ulasan novel Lust for Life”
Komentar Terbaru