Jaga yang hidup, antar yang mati ….

Mungkin karena tidak membaca blurps dan tidak pula mendengar tema yang diangkat, saya agak suprais membaca buku terbaru dari Mbak Intan Paramadhita, Malam Seribu Jahanam, bukan hanya genre yang agak sedikit berbeda dengan buku-buku sebelumnya, walau tetap saja -setelah selesai membacanya- saya merasa gak terlalu tepat juga bila menyebutnya berbeda.

Cerita dimulai dari kisah bom bunuh diri di sebuah gedung serba guna, tempat di mana para transpuan berada. Hari itu memang ada 3 aksi terorisme di Kotawijaya. Yang mengejutkan salah satu pelaku adalah satu keluarga -ayah, ibu dan 2 anaknya- di mana sang ibu ternyata adalah adik terkasih di keluarganya, bernama Anissa.

Untuk itulah Mutiara -kakak pertama Anissa- harus mengurus jenazah adiknya, walau saat itu ia tengah menjaga Ayahnya yang sekarat. Awalnya semua terasa lancar-lancar saja, sampai ternyata penduduk di sekitar pemakaman menolak jenazah pelaku aksi radikalisme dikubur di tanah mereka. Mutiara harus kembali ke Kotawijaya dan memutuskan bagaimana jenazah adik selanjutnya. Keputusan yang ia tahu akan membuatnya dicecar semua orang, terutama Ayahnya

Maya -kakak kedua Anissa- yang berada di luar negeri, baru beberapa hari kemudian pulang. Pertemuan dua saudara tersisa itu kemudian membuka kisah-kisah masa lalu, di mana pada satu masa Nenek Viktoria pernah meramal tiga cucu kesayangannya: Mutiara -cucu pertama- akan menjadi penjaga, Maya -cucu kedua- akan menjadi pengelana, dan Anissa -cucu ketiga- akan menjadi pengantin….

Setiap membuka halaman saya selalu mencari-cari sisi horor dari buku ini. Tapi selain kuntilanak di dalam sumur dan Nenek Viktoria adalah manusia harimau, rasanya tak ada lagi. Mungkin saya yang luput, sebenarnya para pelaku bom bunuh diri adalah horor sendiri yang lebih mengerikan dari hantu-hantu yang kita kenal.

Dari sisi Anissa kita melihat bagaimana seorang anak kesayangan pelan-pelan berubah menjadi fanatik, dan dari sosok Mutiara kita melihat anak yang seperti tak dianggap melakukan pembelaan, karena ialah si penjaga…

Untuk bagian lengkapnya bisa mampir di blog saya: yudhiherwibowo.wordpress.com

#malamseribujahanam

#intanparamadhita