Cari

Yudhi Herwibowo

mencoba terus menulis…

bulan

Mei 2019

Lagu-lagu W.R. Supratman, Esai Saya di Majalah Basis Mei 2019

60738717_10216812089566721_6409928060065284096_o

Hal paling disayangkan setelah menyelesaikan sebuah nocel sejarah, biasanya adalah banyaknya data-data yang terbuang, tak bisa terpakai di dalam novel. Biasanya saya bahkan punya file khusus yang saya namakan: Data Buang.

Waktu menulis Halaman Terakhir, data tentang kisah Sum Kuning mungkin hanya 20% saja yang bisa masuk dalam novel. Saya tentu ingin memasukkan lebih banyak lagi, tapi itu terasa akan membuat novel semakin tebal. Hampir saja saya membuat buku khusus tentang itu. Buku nonfiksi tentang Sum Kuning. Tapi buru-buru saya urungkan niat itu. Lanjutkan membaca “Lagu-lagu W.R. Supratman, Esai Saya di Majalah Basis Mei 2019”

Blurps Empat Aku, dan Pemesanan

blurps 2blurps 1Promo Empat Aku

Kisah Buku yang Diobral

Ary Yulistiana langsung memborong buku duet kami -Cameo Revenge- saat melihatnya di kios Raja Murah. Lalu ia buru-buru meminta penjualnya mengambil foto kami.

Pembelian buku-buku di gerai seperti Raja Murah sebenarnya sudah tidak lagi mempengaruhi pendapatan penulis. Ini adalah opsi terakhir -dan paling berat- dari penerbit untuk mendapatkan cash, atau mengurangi gudang yang menumpuk. Biasanya buku yang ada di sini sudah mengalami masa perputaran di hampir seluruh gerai toko buku yang memungkinkan.

Beberapa kawan penulis merasa sedih melihat bukunya di tempat seperti itu. Saya sendiri mencoba mengambil sisi positifnya saja. Saat buku yang ada tak lagi menghasilkan apa-apa bagi penulisnya, setidaknya buku itu dapat tersebar kembali ke tempar-tempat lain. Dari situ -bisa jadi- saya akan mendapat pembaca baru.. . 

Tentang Empat Aku

Judul kumcer Empat Aku, saya ambil dari cerpen saya yang dimuat di Koran Tempo bulan November 2016.
Cerpen itu terinspirasi dari film animasi Inside Out (2015), yang ceritanya tentang emosi-emosi di dalam tubuh manusia yang saling berkecamuk; ada cinta, kemarahan, rasa malas, putus asa, dsb.

Tentu, karena film itu untuk anak-anak, semua terasa baik-baik saja. Bahkan emosi antagonisnya pun terasa cute-cute saja. Saya merasa ada baiknya saya bikin sebuah cerita yang bertentangan dengan itu semua, sesuatu yang tidak baik-baik saja: muram, gelap, bahkan dekat dengan kematian.

Lalu saya bayangkan apa emosi yang ada dalam dalam diri politikus busuk, yang dulunya seorang yang -katakanlah- baik-baik saja. Saya angkat 4 emosi saja dalam dirinya: kebaikan, , religiusitas, ambisi atau keserakahan dan kematian…

Oya, naskah ini pernah saya ubah menjadi naskah drama, yang saya terbitkan sendiri dalam kumpulan naskah drama saya, Laki-laki Bersayap Patah, Tentu dengan beberapa perubahan…

Signal, Transmisi Misterius yang Menghubungkan 2 Masa

59937641_10216774864636121_860455569146773504_oDua kali upload OST drama Signal diblokir terus sama IG. Jadi kuscreenshoot aja videonya… Sebulan lalu menyelesaikan drama Signal, hampir lupa menulis komentar, sampai OST ini muncul di halaman awal youtube.

Jadi ingat drama ini pernah direkomendasikan @ihamobs_ setahun lalu. Tapi saat itu saya belum tertarik menonton drama.

Signal drama yang keren. Setidaknya bukan drama cinta menye-menye. Kisahnya tentang transmisi HT misterius sehingga dua detektif dari dua masa yang berbeda dapat berhubungan melintas waktu. Itulah yang membuat keduanya dapat bahu-membahu memecahkan kasus-kasus yang tak terpecahkan.

Awalnya tema lintas waktu seperti ini menarik sekali, selalu nenimbulkan rasa ingin tahu. Beberapa kasus yang tak terpecahkan, jadi dapat terpecahkan, atau kasus dikenal di masa depan sebagai kasus yang mengerikan dapat dihindari. Namun, selalu apa yang diubah pada masa lalu akan berimbas pada masa depan. Bila ada yang diselamatkan, itu artinya akan ada lagi ornag lainnya yang mati. Sampai beberapa kasus terjadi, saya mulai merasa sedikit ganjil.

Perasaan ini semakin saya rasa saat ada di bagian ending. Saya sadar sih, kisah lintas waktu seperti ini memang punya resiko menimbulkan banyak pertanyaan. Apalagi bila kejadiannya punya rentang waktu yang panjang. Jadi, akan selalu ada pertanyaan yang benar-benar tak terjawab.

Dari sisi acting, saya juga kurang sreg dengan ekspresi detektif Park Hae Young (pemainnya Lee Je Hoon) yang terasa ‘sedikit’ lebai. Okelah, ia punya masa lalu yang menyedihkan, dan sangat membenci polisi. Ia juga sosok yang menyimpan rahasia transmisi dari masa lalu. Tapi ekspresinya yang jutek dan terus berkerut kening agak mengganggu. Bila ia sedang berhadapan dengan lawan bicara, itu bisa dipahami. Tapi bila ia sedang sendirian? Lanjutkan membaca “Signal, Transmisi Misterius yang Menghubungkan 2 Masa”

Akhirnya kumcer Empat Aku…

59828043_10216759936702932_2255517786484768768_o

Setiap akan menyelesaikan cerpennya, penulis itu selalu merasa kehilangan satu kata, yang ia tak tahu apa. Itu yang membuatnya selalu tak berhasil menyelesaikan cerpennya. Seorang kawannya yang merasa prihatin mencoba menghiburnya, “Kau tak pernah kehilangan kata, kau hanya kehilangan satu jarimu!”
Tapi penulis itu menggeleng, Tidak, tidak! Kalau aku kehilangan satu jariku, keyboardku yang akan merasa kehilangan, bukan aku!”

Akhirnya kumcerku Empat Aku dirilis Marjin Kiri.
Wish me luck, kawan-kawan.. .

Pemesanan Kumcer Empat Aku langsung melalui Marjin Kiri

 

59732663_10219023645931218_1944509854437605376_o

Kumpulan cerpen EMPAT AKU karya Yudhi Herwibowo sudah bisa dipesan di tautan ini: http://marjinkiri.com/product/empat-aku-sekumpulan-kisah/

Ilustrasi sampulnya yang cakep banget digarap oleh Fitriana

Meski kerap menempatkan fiksinya di lanskap-lanskap yang terasa asing tak dikenal, Yudhi setia memakai imajinasinya untuk mengomentari dan merefleksikan situasi riil yang mudah kita temui di dunia kita sendiri sehari-hari: sebuah kampung rampok yang makin lama makin menyeramkan bahkan bagi para rampok penghuninya sendiri. Sebuah desa yang sumber airnya dikuras perusahaan air kemasan. Sebuah dendam dan permintaan maaf yang menghantui generasi. Kapak batu yang ternyata tidak dibuat dengan kesungguhan dan batu terbaik. Para pencerita yang terlupakan. Seorang kasir karaoke, tukang becak, pelukis dan pemilik galeri, pencuri dan penyair berandalan. Aneka tokoh itu bisa ditemui dalam kisah-kisah Yudhi yang akan membuat pembaca merenung ini.

Foto dan teks, dicopy dari Facebook Ronny Agustinus

Kisah Sang Pembuat Kamus dalam The Professor and the Madman

59458121_10216746765293655_6577134886405013504_o

Sudah lama sekali baca buku karangan Simon Winchester ini, sampai butuh hampir satu jam mencarinya di antara buku-buku lainnya.

Yang pasti, The Professor and the Madman, film yang lebih ingin saya tonton daripada End Game. Lanjutkan membaca “Kisah Sang Pembuat Kamus dalam The Professor and the Madman”

Ngemsi di acara Panggung Sastra Wanodya, Teater Arena 30 April 2019

Di acara Panggung Sastra Wanodya hari Selasa 30 April lalu di Teater Arena, Taman Budaya Jawa Tengah. Didapuk jadi MC, rasane kog yo piyeeee…. 

Foto-foto dari Pak Wijang, Mas Tria, Mbak Puspo Ayu, Mbak Indah.

#tbjt #teaterarena #tamanbudayajawatengah #wanodya #bukukatta#sastrajawa #geguritan

 

Selepas Acara Lokakarya Penulisan Esai dan Cerpen di Balaikota Surakarta

Bersama Pak Tirto Suwondo dan Ary Yulistiana di acara Lokakarya Penulisan Esai dan Cerpen untuk Guru-guru SMA dan SMK yang diadakan Balai Bahasa Jawa Tengah di Balaikota Surakarta.

#balaibahasajawatengah #BBJT #balaikota #lokakarya #tirtosuwondo#yudhiherwibowo #aryyulistiana

Lokakarya Penulisan Esai dan Cerpen bagi Guru SMA dan SMK Balaikota Solo, 25 April 2019

57710727_10216657483661670_5061678134395404288_n

Lokakarya Penulisan Esai dan Cerpen bagi Guru SMA dan SMK
Balaikota Solo, 25 April 2019

#lokakarya #BBJT #balaibahasajawatengah #yudhiherwibowo #tirtosuwondo

Segera terbit kumpulan cerpen Empat Aku di Penerbit Marjin Kiri

EMPAT AKU Cover

Kumcer saya, Empat Aku, sebentar lagi dirilis.

Gak terasa, perlu nunggu hampir 10 tahun untuk kumcer kedua saya ini, setelah Mata Air Air Mata Kumari. 15 cerpen yang yang pilih, punya benang merah yang berhubungan dengan keadaan sosial di masyarakat, kejadian-kejadian menyedihkan yang membekas, atau mitos-mitos yang kini tak lagi diceritakan. Bisa jadi, ini cara saya sebagai penulis fiksi untuk mengritik sesuatu.

Buat kawan-kawan yang tertarik, mungkin bisa menghubungi penerbitnya, Marjin Kiri

cc ilustrasi cover yang keren kak Fitriana

Buat situs web atau blog gratis di WordPress.com.

Atas ↑