Cari

Yudhi Herwibowo

mencoba terus menulis…

bulan

Mei 2020

Cover Terkutuk Terpilih

96247436_170820864252088_2327680375293214720_n

Saya senang cover ini yang terpilih. Dalam voting yang dioadakan Elex Media Komputindo, sebagian besar pemilih memang memilih cover ini. Seharusnya buku ini dijadwallkan akan rilis April/Mei 2020. Namun karena pandemi, buku ini terpaksa ditunda. Namun edisi ebooknya akan tetap dirilis bulan Mei.

Sedangkan edisi cetaknya direncanakan bulan Juni/Juli.

Semoga lancar saja…

The Storied Life of A.J. Fikry: Buku yang Menyenangkan bagi Para Pecinta Buku

94880101_10219873163771663_3226755487206735872_o

Sejak Pertanggungjawaban Pembacaan Buku-buku Sastra Pawon 2018, saya sudah mendengar buku ini. Waktu itu kawan dari Jakarta –Mbak Angelina Enny– yang bela-belain datang, bercerita tentang buku ini. Saya sudah melihat covernya, dan merasa ini memang buku yang akan saya baca. Tapi dari cerita Mbak Enny saya semakin terkesan. Tapi hampir setahun buku itu hanya tergeletak dengan segel utuh. Barulah 2 minggu lalu, saya membukanya dan membacanya.

Ini memang buku tentang buku. Di dalamnya penuh dengan buku, penulis dan kisah-kisah buku.
Lanjutkan membaca “The Storied Life of A.J. Fikry: Buku yang Menyenangkan bagi Para Pecinta Buku”

Vote Cover Terkutuk

93867445_10219722960736681_4795407994747617280_n

Aku lebih baik mati di sini! Sekian lama kurasakan kesendirian, tak terusik selama puluhan tahun. Mengundang burung-burung untuk bersarang di pucuk-pucuk ranting, juga ular-ular berbisa di liang-liang akar.

Booklovers, bantu redaksi memilih cover buku terbaik untuk buku berjudul “Terkutuk” karya @yudhiherwibowo ini yuk! Tuliskan pilihanmu di kolom komentar ya! 😄

#ElexMedia #ElexMediaKomputindo #VoteCover #BukuMisteri #BukuHoror #Terkutuk #YudhiHerwibowo

Buku Saya Selanjutnya: Terkutuk, sekumpulan cerita

Slideshow ini membutuhkan JavaScript.

Setelah Empat Aku, kumpulan cerpen saya bertema sosial, kini kumpulan cerpen saya bertema horor dan misteri diterima Elex Media Komputindo. Judulnya: Terkutuk.

Teridiri dari 16 cerpen yang 15 di antaranya pernah dimuat di media seperti: Koran Tempo, Media Indonesia, Suara Merdeka, dsb. Hanya satu cerpen pamungkasnya -yang agak panjang- yang merupakan naskah baru.

Sebulan lalu Mbak Fidy, editor Elex Media Komputindo, menyerahkan 3 alternatif covernya. Sebenarnya secara kesesuaian dengan cerita, alternatif kedua adalah yang paling pas. Namun saya paling sreg dengan alternatif ketiga.

Buat test pasar, pihak Elex Media Komputindo kemudian membuat voting kepada pembaca.

Lelaki yang Menciptakan Natal

92677759_10219678257179120_7323754640883843072_o

Saya tak berusaha mencari judul lain saat membuat ulasan ini. Saya pikir judul The Man who Invented Christmas (Bharat Nalluri, 2017) sudah sangat apik. Sialnya, walau sudah punya fimnya sejak lama, saya baru tahu belakangan kalau film ini adalah film tentang Charles Dickens.

Sebelumnya –sama seperti saat menulis novel sejarah– ada 2 kategori mudah untuk menempatkan posisi novel seperti itu. Penulis ingin novelnya runtut pada data sejarah. Biasanya penerbit Indonesia suka yang begini. Pembacanya juga. Atau ingin lepas berimajinasi, dan data sejarah hanya sebagai penunjang saja. Di film, juga seperti itu. Film-fim tentang pengarang ada yang runtut memakai data sejarah, sedikit mungkin memainkan imajinasi. Misalnya film Dong Ju, Neruda, dsb. Namun sebagian yang lain malah lebih mengeksplorasi imajinasi. Misalnya film The Raven yang mengulik saat-saat kematian Edgar Allan Poe, atau film Nerverland tentang penciptaan tokoh Peter Pan. Film The Man who Invented Christmas ini termasuk yang kedua. Lanjutkan membaca “Lelaki yang Menciptakan Natal”

Di Balik Keceriaan Novel-novel Enid Blyton

92583437_10219657210372963_2069719120462479360_n

Film Enid sudah dirilis sejak tahun 2009. Sudan 11 tahun lalu. Sebenarnya di tahun-tahun itu banyak film-film tentang penulis ternama. Tapi banyak yang belum saya tonton. Beberapa yang sudah saya tonton, sepertinya bisa saya lupakan. Tapi tentu tidak untuk Enid Blyton.

Enid Blyton adalah penulis yang karya-karyanya paling banyak saya baca. Saya suka Lima Sekawan, Sapta Siaga, Pasukan Mau Tahu, Seri Kumbang, Noody, bahkan beberapa novel lepas lainnya. Mungkin karya Enid Blyton yang tak saya baca hanya Mallory Towers. Itu karena saya menganggapnya untuk pembaca perempuan. Dari semuanya, yang paling saya suka adalah Seri Petualangan. Seri yang biasanya berlogo burung kakaktua ini, semuanya sudah saya baca. Dulu saya bahkan punya semua bukunya. Namun saat saya membuat taman bacaan, buku itu termasuk yang saya sewakan. Dan saat taman bacaan itu tutup, hanya tersisa 2 buku Enid Blyton yang sudah sangat lecek. Saya pun hanya bisa membuangnya. Lanjutkan membaca “Di Balik Keceriaan Novel-novel Enid Blyton”

Buat situs web atau blog gratis di WordPress.com.

Atas ↑