Bisa Klik di Kliping Sastra:
https://id.klipingsastra.com/2018/05/ular-ular-merah-dalam-tubuh-kakek.html
atau di Lakon Hidup
https://lakonhidup.com/2018/05/27/ular-ular-merah-dalam-tubuh-kakek/
Bisa Klik di Kliping Sastra:
https://id.klipingsastra.com/2018/05/ular-ular-merah-dalam-tubuh-kakek.html
atau di Lakon Hidup
https://lakonhidup.com/2018/05/27/ular-ular-merah-dalam-tubuh-kakek/
Membaca The Red-Haired Woman, membuat saya sedikit heran. Saya membacanya dengan lancar tanpa perlu mengulang bagian-bagian tertentu. Pamuk yang saya tahu, tidak seperti ini. Saya ingat saat membaca The White Castle rasanya kerap sekai mengulang paragraf. Saat membaca Istanbul pun demikian.
Beberapa kawan yang juga membaca The Red-Haired Woman ternyata juga berkomentar begitu. Kata mereka, ini novel Pamuk yang paling mudah. Di resensi sebuah koran, saya malah menemukan analisa lebih kejam lagi. Kata peresensi, buku ini adalah pilihan yang salah. Ia bahkan menanyakan kenapa penerbit Bentang menerbitkan buku ini dibanding buku lainnya?
Menurut saya sendiri, walau The Red-Haired Woman cukup mudah dibaca, tapi jelas kalau buku ini sama sekali tidak jelek. Lanjutkan membaca “Yang Nampak Sederhana dalam novel The Red-Haired Woman – Orhan Pamuk”
Bulan puasa penuh berkah, dapet juara 1 di sayembara ini. Ikut 3 cerpen, sebenarnya yang saya andalkan adalah cerpen lain. Cerpen Dewi Duri saya bikin 2 hari sebelum detlen, dan saya kirim sehari sebelum detlen.
Tapi itulah nasib, setiap cerita punya nasibnya sendiri-sediri.
Selamat buat kawan2 pemenang lainnya, tak sabar menunggu antologi bersama kalian…
— catatan membaca novel Laut Bercerita – Leila S. Chudori
Bagi saya, bulan Mei di tahun 1998 adalah bulan paling kelabu yang pernah saya alami secara langsung. Tahun-tahun itu saya masih menjadi mahasiswa Arsitektur di UNS dan kost saya tepat berada di depan UNS. Saya melihat sendiri demo-demo mahasiswa setiap hari, sampai terjadinya kerusuhan di depan jalan Ir. Sutami. Saya bahkan melihat berderet truk –yang dikeluarkan secara paksa dari gudang di sebelah Toko Kahoeripan– masih terbakar hingga tengah malam di jalan itu. Asapnya mengebul seperti tak henti-henti dan pemulung mempreteli apa yang bisa dipreteli.
Sejak itu saya selalu mengikuti berita-berita tentang Reformasi. Sampai sekarang, sepertinya ada dua masalah yang belum terselesaikan: pemerkosaan terhadap perempuan-perempuan Tionghoa, dan penculikan para mahasiswa. Lanjutkan membaca “Laut Bercerita, dan Ramuan-ramuan yang Menyempurnakan Imajinasi”
Komentar Terbaru