Dan aku terkesima dengan tatapan mata itu.
Namanya Bassa Kollot. Ia adalah saksi ke26 yang dihadapkan pada residen. Saat pertama kali aku melihat wajahnya, aku serasa pias. Aku mengenal wajah itu. Ia adalah laki-laki yang selalu hadir di goresan-goresan akhir kala menyelesaikan A Historisches Tableau, die Gefangennahmen des Javanischen Hauptling Diepo Negoro. Sungguh, aku hapal sekali wajahnya. Sorot matanya yang tajam, seperti menusuk ulu hatiku. Menaburkan kebencian yang menguliti diri.
Dan kini, ia berdiri gagah, walau tangannya terantai di belakangnya. Tak ada sedikit pun raut takut yang terlihat.
“Kau mengenal lelaki di sana?” seorang penyidik residen bertanya sambil menunjuk ke arahku. “Apa ia salah satu orang yang datang pada pertemuan di Desa Ratu Jaya?”
Dan jantungku seakan terhenti menunggu jawabannya!
***
Komentar Terbaru