Cari

Yudhi Herwibowo

mencoba terus menulis…

bulan

September 2014

Novel Pohon Emas

tree-autumn-paint-hd-wallpaper

Kemarin, 19 September 2014, saya menyelesaikan novel saya Pohon Emas. Novel ini merupakan pengembangan dari naskah cerpen saya Pohon Emas yang pernah dimuat di Media Indonesia, Juni lalu.

Saya suka sekali ide cerpen itu tentang sebatang pohon yang dapat tumbuh di dalam tubuh manusia. Ide dasar itulah yang saya ambil. Namun ceritanya cukup berbeda dari cerpennya. Novel ini mengisahkan 3 kakak beradik setelah bertahun-tahun kejadian itu…

Kisah ini diawali dari dua orang bocah yang menemukan sebatang tunas pohon berwarna keemasan. Sang Kakak kemudian membawa tunas itu dalam tangannya, bermaksud menunjukkannya itu pada ayahnya. Namun yang terjadi tunas itu ternyata tumbuh dengan sangat cepat. Akarnya hingga bisa menembus tangan bocah itu, dan beberapa saat kemudian mampu menembus jantungnya. Di tempat bocah itu kemudian dikuburkan, tumbuhlah sebuah pohon berwarna emas yang rindang. Kelak orang-orang menyebutnya Pohon Emas.

Daun >> Perempuan kuat yang dipayungi kesedihan. Secara berurutan ia selalu ditinggalkan seseorang yang dekat dengannya. Seorang saudaranya yang mati mengenaskan, saudaranya yang lainnya yang hanyut dan saudara lain yang pergi tanpa pesan. Ayah dan ibunya juga meninggal, dan suaminya meninggalkannya. Ia seorang diri saja dengan rela menggantikan posisi ayahnya untuk berusaha menghentikn penebangan di tanah tinggalnya

Ranting >> Perempuan yang pernah menemukan dirinya duduk sendirian di sebuah kursi kecil penuh warna. Di sebelah kiriku, ada kuda-kudaan kayu yang terus bergerak ke depan dan ke belakang karena hembusan angin. Sementara di sebelah kananku, sebuah perosotan plastik berwarna cerah terlihat menguasai ruangan. Kelak bersamaan berjalannya waktu tanpa sadar ia  selalu terhubung dengan pohon, termasuk sebuah Pohon Emas

Akar >> Perempuan yang memilih meninggalkan tanah asalnya. Berani memosisikan dirinya di ujung tanduk. Tapi keberanian itulah yang kemudian mempertemukan orang yang sangat dicintainya. Laki-laki yang menurutnya telah dikutuk oleh 3 hal kecil. Laki-laki ini pula yang kemudian membawa dirinya kembali ke asalnya, mempertemukan lagi dengan sesuatu yang sudah lama hilang.

Saya harap novel ini segera mendapat pelabuhan terbaik.

***

Tentang Pemuatan Ganda

PhotoGrid_1411130241717Saya pikir judul di atas mungkin sedikit bersifat sangat segmented. Bagi orang-orang yang sudah biasa menulis di koran (atau majalah), pastilah sudah akrab dengan kata itu. Kasus pemuatan ganda memang berkaitan dengan dimuatnya sebuah tulisan yang sama (dalam hal ini saya fokus ke cerpen saja) di 2 media yang berbeda, dalam jangka waktu yang relatif pendek. Hiruk pikuk kejadian ini sejak dulu sepertinya tak pernah hilang sama sekali.

Sampai hari ini, ada beberapa penulis yang sudah dicap sebagai penulis yang seri ng dimuat secara ganda. Dia mengirim cerpen dengan cc sekaligus ke beberapa media, atau bahkan mengirimnya dalam jeda yang pendek ke media lainnya. Sebenarnya sejak dulu memang tak pernah ada larangan untuk melakukan itu. Tapi secara etika hal tersebut tidak dibenarkan. Koran atau majalah adalah sebuah media yang setiap terbitnya di isi oleh tulisan-tulisan baru, berita baru, opini baru, dan lain-lainnya yang serba baru. Orang berharap sesuatu yang baru di setiap membelinya. Tak elok rasanya mereka memuat kembali sebuah tulisan yang sudah dimuat sebelumnya. Lanjutkan membaca “Tentang Pemuatan Ganda”

Saya dan Novel-novel Murakami

murakami okSaya selalu bertanya-tanya, apa yang membuat sebuah buku bisa begitu terkenal? Saya tahu, ini tak selalu berkaitan dengan bagusnya naskah tersebut. Beberapa buku pemenang sayembara sastra, atau bahkan pemenang nobel sastra, jarang yang bisa sampai puncak penjualan. Tapi naskah-naskah yang malah jarang dibicarakan dalam khasanah sastra, kadang malah mencetak penjualan tertinggi. Saya pikir marketing memang berperan penting untuk ini, dan satu lagi, yang mungkin kerap dilupakan: keberuntungan.

Dan anehnya, setiap membaca novel-novel Haruki Murakami (Murakami), pertanyaan di awal tulisan ini kembali mengganggu saya. Murakami adalah novelis asal Jepang yang kini sedang naik daun di beberapa negara termasuk Indonesia. Sebagai kilas balik saja, novel Norwegian Wood (NW) yang saya beli sebelum novel itu di-republish dengan cover baru oleh KPG, merupakan cetakan kelima (November 2009). Novel-novel Murakami memang laris manis. Sudah terjual jutaan copy dan diterjemahkan ke dalam 50 bahasa lebih. Ia bahkan sempat menjadi nominasi nobel sastra di tahun 2013, namun kalah oleh penulis China, Mo Yan.
Mengamati sosial media, saya merasa banyak sekali kawan-kawan penulis yang membaca Murakami. Ini bisa dilihat saat mereka kerap menulis quotes milik Murakami. Tapi saya tak pernah, atau jarang, melihat quotes milik Mo Yan.

Saya sendiri mulai mengenal Murakami saat membeli bukunya Dengarlah Nyanyian Angin (DNA) karena telah diobral seharga 5.000 rupiah. Tapi sampai lama buku itu tak terbaca. Bahkan sebelum terbaca saya membeli Norwegian Wood (NW) hanya gara-gara novel itu didiscount 40%.

Lanjutkan membaca “Saya dan Novel-novel Murakami”

Blog di WordPress.com.

Atas ↑