Mungkin agak terlambat mempostingnya. Tapi sejak dulu saya sebenarnya gak terlalu ingin mempostingnya, karena cerpen ini bisa dengan mudah didapat di mana saja via internet. Tapi karena tulisan kritik cerpen ini yang saya posting dulu (https://yudhiherwibowo.wordpress.com/2011/04/21/keris-kyai-setan-kober-sebuah-kritik-dari-mr-x/), terus-terusan menjadi ‘tulisan teratas’ di blog ini, jadi saya pikir tak ada salahnya saya posting cerpennya juga. hitung-hitung menaikkan pengunjung blog ini… 😀
Mari…
****
Dan siapa yang akan berani mengganggu lakuku?
Bahkan jin-jin itu pun kuharap akan jera!
— Empu Bayu Aji, masa Pajajaran 1150 M
AKU adalah gelora amarah!
Dengan bara bagai percahan matahari dan tempa bagai hujanan batu, aku mulai mengambil wujud. Laku dan mantra kemudian mengisi napasku satu demi satu. Masih kuingat jelas, walau telah ratusan tahun lewat, empu paling termasyur kala itu, menguntai bait-bait mantra dengan ambisi yang memuncak dalam relung hati. Keringatnya yang terus menetes, dan langsung pula menguap, bagai jawaban dari gejolak hati yang membuncah.
Waktuku tak lagi banyak, kematian telah begitu dekat, dan aku harus berbuat yang terbaik untuk terakhir kalinya!
Kala itu bagai seonggok orok yang beranjak tumbuh, aku terus mendengar desah batinnya. Walau halus dan tak terdengar oleh para abdi, namun sungguh, aku dapat mendengar dengan sangat nyata. Bahkan tak hanya suara itu, aku juga dapat mendengar suara-suara lainnya yang ada di sekeliling sang empu. Suara-suara tak jelas, seperti bisikan-bisikan berulang. Kadang tinggi, kadang sangat rendah, diiringi sesekali dengan suara cekikikan yang melengking, mendirikan bulu roma. Lanjutkan membaca “Keris Kyai Setan Kober, Cerpen Suara Merdeka 30 Mei 2010” →
Komentar Terbaru