Cari

Yudhi Herwibowo

mencoba terus menulis…

bulan

Februari 2014

cerpen Jendela di Jurnas 23 februari 2014

jendela 1 copy

Lanjutkan membaca “cerpen Jendela di Jurnas 23 februari 2014”

tulisan tak penting: tentang biodata penulis

101-0112_IMGheran, tadi pagi mendadak ingin menulis hal tak penting seperti ini…

biodata penulis atau tentang penulis atau kadang hanya ditulis:  penulis. kolom itu sebenarnya nampak nyempil di bagian belakang tulisan atau buku. Tapi sebenarnya ini bagian yang penting sekali, bukan hanya buat penulisnya, tapi juga pembaca yang ingin tahu.

saat membuka-buka buku lama saya, saya sering senyum-senyum sendiri dengan keluguan yang ada di halaman itu. dan setelah beberapa tahun lewat, saya menyimpulkan ada beberapa fase, saat seorang penulis menulis biodata dirinya. Ini tentu versi saya, dan tentu juga berdasarkan pengamatan beberapa kawan penulis. tentu mungkin tak cocok buat beberapa kawan. tapi buat lucu2an, saya pikir oke saja… Lanjutkan membaca “tulisan tak penting: tentang biodata penulis”

Gogor, cerpen saya di Suara Merdeka 16 Februari 2014

IMG_2989 ok

Gogor

 Stttt… jangan ke sana!

Kukatakan padamu: jangan ke sana!

Aku tak mengucapan Kata-kata kosong. Aku serius! Sangat serius!

Aku tahu, aku seharusnya tak perlu mencampuri urusanmu. Aku juga tak ingin seperti itu. Bukankah selama ini selalu begitu? Walau sejak lama kau sudah menjadi orang yang kupilih, dari ratusan manusia di desa ini.

Sudah belasan tahun, kau memilih tinggal di tanah ini, tanah Botodayakan. Aku sudah mengenal dirimu sejak lama. Bahkan sejak kau masih dalam perut hangat ibumu, aku sudah menandaimu. Awalnya tentu saja, aku tak pernah ingin perduli dengan kau, juga dengan semua manusia di yang ada di sini.

Tapi ternyata kau berbeda. Kau lahir dengan tanda lahir berwarna merah darah. Orang-orang akan menyangka itu sekedar tanda lahir biasa. Tapi aku tentu saja tidak. Tanda lahir itu membentuk sebuah tanda yang sebenarnya berarti sebuah angka. Enam. Ya, enam, aku tak akan salah melihat.

Maka sejak itulah aku hadir padamu. Kuperhatikan dirimu, kutandai apa yang terjadi padamu. Hingga saat kau dewasa, aku tahu kau adalah laki-laki yang nyaris mati 6 kali.

Itulah yang membuatku memutuskan memilihmu. Lanjutkan membaca “Gogor, cerpen saya di Suara Merdeka 16 Februari 2014”

IMG_2985 ok

Langit Lepas, novel terbaru saya

langit lepashari ini, saya menyelesaikan novel teraru saya.

judulnya Langit Lepas.

awalnya ini bukanlah sebuah novel. samai sekarang, saya sebenarnya banyak menulis cerpen, namun banyak cerpen2 itu tak dimuat di media. sekali waktu saya mencoba menghitung cerpen2 itu. ternyata banyak sekali cerpen yang ngendon di folder saya. maka itulah saya rancang sebuah novel dengan mengambil beberapa cerpen dari situ. cara ini sebenernya sudah pernah saya coba di Perjalanan Menuju Cahaya dan Miracle Journey, namun kedua novel itu sebenernya konsepnya sudah ada dulu, walau hanya di kepala. namun kali ini berbeda.

saya memilih cerpen2 dengan tokoh perempuan, lalu saya cari benang merah yang dapat menggabungkan semuanya. jujur saja ide ini muncul saat saya membaca and the mountains echoed – khaled hosseini. di novel itu ikatan kisah yang satu dengan yang lainnya kadang kuat kadang begitu rentan. dari situ saya berkeinginan membuat novel seperti itu.

pada akhirnya saya menentukan 7 perempuan untuk berkisah. 6 merupakan kisah dari cerpen saya, dan 1 sengaja saya buat baru.

karena mengambil dari 7 cerpen, ada 7 teknik bercerita. awalnya saya pikir akan saya samakan, namun setelah saya timbang2 lagi, saya pikir akan lebih baik bila ke7 tokoh ini memiliki 7 teknik becerita sendiri-sendiri. saya kemudian malah mengekspos teknik2nya.

semoga segera mendapat rumah terbitnya…

Buat situs web atau blog gratis di WordPress.com.

Atas ↑